Bagaimana Cara Menurunkan Turnover Karyawan?
Tingkat turnover karyawan yang meningkat tentu menjadi kekhawatiran bagi perusahaan. Kabar baiknya, kamu bisa mengurangi angka turnover dengan melakukan langkah yang tepat. Cobalah menerapkan enam tip menurunkan angka turnover karyawan di bawah ini.
Dampak Negatif Turnover
Beberapa dampak yang dirasakan oleh perusahaan dari tingginya turnover, sebagaimana dikutip dari Philips, meliputi:
Baca Juga : Ciptakan Lingkungan Kerja Setara, Inklusif, dan Bebas Diskriminasi dengan Pelatihan DEI
Penjelasan lebih lanjut mengenai dampak negatif turnover karyawan adalah sebagai berikut :
Proses perekrutan dan pelatihan karyawan baru membutuhkan waktu dan sumber daya yang signifikan. Biaya tersebut mencakup pengiklanan lowongan kerja, proses wawancara, pelatihan, dan orientasi. Tingginya turnover karyawan dapat meningkatkan biaya operasional perusahaan.
Contoh Cara Menghitung Turnover Karyawan
Misalkan dalam satu tahun, sebuah perusahaan memiliki rata-rata 100 karyawan, dan 10 karyawan keluar dari selama periode tersebut. Dengan menggunakan rumus turnover karyawan, maka tingkat employee turnover yaitu 10%, dihasilkan dari (10 ÷ 100) × 100%.
Artinya, tingkat turnover karyawan di perusahaan tersebut adalah 10%. Dengan perhitungan ini, perusahaan dapat mengevaluasi apakah persentase tersebut berada pada level yang ideal atau memerlukan tindakan perbaikan.
Dengan melakukan perhitungan turnover secara berkala, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah sebelum menjadi lebih parah dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya.
Faktor Utama Turnover Karyawan Tinggi
Tidak hanya perusahaan saja yang bisa mengeluarkan karyawan, tapi pegawai juga bisa meninggalkan perusahaan. Apa saja yang mendorong mereka melakukan hal tersebut? Di bawah ini adalah faktor utamanya.
Tidak Bisa Mengembangkan Diri
Karyawan secara alami akan mengharapkan pertumbuhan karir. Tidak hanya pertumbuhan finansial tapi juga kemampuan profesional. Tidak adanya jenjang karir dan minimnya dukungan pengembangan diri bisa menyebabkan karyawan tidak betah.
Untuk mengatasi itu, Anda bisa memberikan pelatihan untuk karyawan mengembangkan soft skill mereka bersama ALC Leadership Management. Tersedia berbagai training online maupun training offline yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan karyawan Anda.
Tidak Ada Kesempatan Mengembangkan Karier
‘Buat apa bertahan di perusahaan padahal tidak ada kesempatan pengembangan karier?’ Begitulah pemikiran karyawan pada masa kini. Mereka akan mengundurkan diri apabila perusahaan tidak menyediakan kesempatan bagi karyawan untuk berkembang. Kesempatan mengembangkan karier tidak hanya melalui promosi, tetapi juga kegiatan pembelajaran yang bisa mengasah kemampuan mereka.
Berikan Penghargaan kepada Karyawan
Karyawan yang sering mendapatkan pengakuan dan apresiasi merasa lebih bahagia. Mereka akan lebih produktif dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya. Berikanlah penghargaan yang layak didapatkan ketika karyawan melakukan prestasi atau sekadar menyelesaikan tugas yang sulit. Tip ini juga berguna untuk lingkungan kerja yang positif sehingga karyawan mampu berkembang, merasa diakui, dan tetap termotivasi.
Tawaran Gaji dan Kesempatan yang Lebih Baik
Sekitar 25% karyawan akan meninggalkan perusahaan karena memperoleh tawaran gaji yang lebih tinggi di tempat lain. Tawaran gaji tersebut tentu dianggap sebanding dengan kualitas dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh karyawanmu. Selain gaji, mereka juga memperoleh kesempatan yang lebih baik untuk mengembangkan kariernya sehingga memutuskan keluar dari perusahaan.
Baca juga: 6 Cara Menghitung Turnover Karyawan dengan Tepat
Rumus Turnover Karyawan
Perhitungan employee turnover rate dapat menggunakan rumus berikut ini: (Jumlah Karyawan yang Keluar ÷ Rata-rata Jumlah Karyawan) × 100%.
Dengan formula ini, perusahaan dapat mengukur persentase karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam kurun waktu tertentu, memberikan wawasan tentang seberapa tinggi tingkat turnover mereka.
Cari Kandidat yang Tepat
Turnover karyawan tinggi bisa pula disebabkan karena proses rekrutmen yang kurang tepat. Barangkali kamu menemukan kandidat karyawan yang bagus dan memutuskan untuk merekrutnya, tetapi mereka tidak memiliki nilai yang sama dengan perusahaanmu. Solusinya, kamu harus melakukan wawancara yang efektif selama proses rekrutmen. Selain keterampilan dan pengalaman, tanyakan pula mengenai kepribadian mereka agar kamu bisa mendapatkan karyawan yang sejalan dengan visi perusahaan.
RecruitFirst menyadari kalau proses rekrutmen membutuhkan waktu yang cukup lama dan menyita perhatianmu sehingga pekerjaan lain menjadi terbengkalai. Gunakan saja jasa outsourcing RecruitFirst dalam mencari karyawan untuk perusahaan. Ceritakan mengenai kebutuhanmu dan kami akan langsung mengeksekusinya. Hubungi kami segera dan hindari tingkat turnover karyawan tinggi bersama RecruitFirst!
As the business leader of RecruitFirst Indonesia, Debby brings over 13 years of industry experience to the team. With a wealth of knowledge across various industries, Debby excels at handling diverse roles and delivering exceptional results.