Kroasia kalahkan Maroko
Sumber gambar, Getty Images
Finis di posisi tiga besar untuk ketiga kalinya bagi Kroasia di Piala Dunia memiliki "lapisan emas", kata bos Zlatko Dalic setelah timnya meraih kemenangan atas pembuat sejarah, Maroko.
Empat tahun lalu, Dalic membawa Kroasia di posisi kedua, usai kalah dari Prancis di final.
Prestasi yang dicapai oleh Kroasia mengukuhkan status mereka sebagai salah satu negara elit sepak bola, di mana dalam debut Piala Dunia tahun 1998 mereka finis di tempat ketiga.
Di awal pertandingan Kroasia vs Maroko, Josko Gvardiol memberi Kroasia keunggulan pada menit ketujuh dengan sundulan yang luar biasa, tetapi Achraf Dari menyamakan kedudukan hanya dua menit kemudian dengan menyundul bola dari jarak dekat.
Mislav Orsic mencetak gol kedua untuk Kroasia tiga menit sebelum babak pertama berakhir. Sampa akhir pertandingan skor tetap sama 2-1 untuk Kroasia.
Dalic berkata: "Kami memenangkan medali perunggu dan memiliki lapisan emas, seperti kami telah memenangkan medali emas malam ini.
"Berjuang untuk memperebutkan tempat ketiga play-off dan kalah akan menjadi bencana. Ini adalah akhir dari sebuah siklus, akhir dari sebuah perjalanan. Para pemain saya berusaha keras dan untuk itulah kami bekerja."
Ini adalah pertandingan yang tidak ingin diikuti oleh tim mana pun, tetapi pada akhirnya Kroasia, negara dengan populasi di bawah empat juta, bisa berpuas diri dengan penampilan luar biasa lainnya di panggung global.
Sementara itu, Maroko mengukir sejara dengan menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal dan para pemain serta pendukung mereka yang bersemangat telah menyemarakkan turnamen ini.
Para pendukung mereka bernyanyi dan menabuh genderang sepanjang pertandingan dan, meskipun dikalahkan oleh juara bertahan Prancis di semifinal, lalu oleh Kroasia, mereka akan mengingat kembali pencapaian di Piala Dunia dengan kenangan indah.
Walid Reragui, pelatih Maroko berkata: "Keraguan ada di benak semua orang sebelum turnamen ini, tetapi kami telah melangkah lebih jauh dari yang diharapkan dan itu akan menjadi contoh di masa depan.
“Sesuatu yang menyentuh saya adalah ketika saya melihat foto anak-anak karena sepak bola membuat orang bermimpi. Kami membuat anak-anak bermimpi, kami menjaga mimpi itu tetap hidup.
"Anak-anak di Maroko dan di seluruh dunia bermimpi memenangkan Piala Dunia dan itu lebih berarti bagi saya daripada memenangkan pertandingan apa pun di Piala Dunia.
"Kami telah membuat pencapaian yang fantastis tetapi kami ingin melakukannya lagi. Jika kami dapat terus mencapai semifinal atau perempat final secara reguler, suatu hari kami akan menjuarai Piala Dunia."
PIALA Dunia 2018 yang merupakan edisi ke-21, baru saja selesai digelar di Rusia pada Minggu 15 Juli 2018 malam WIB. Dalam laga final yang digelar di Stadion Luzhniki, Moskow, Tim Nasional (Timnas) Prancis keluar sebagai kampiun setelah menang 4-2 atas Kroasia.
Keberhasilan Les Bleus –julukan Prancis– semakin menegaskan wakil Eropa di turnamen empat tahunan tersebut. Semenjak Piala Dunia bergulir pada 1930, wakil-wakil dari Benua Biru sudah 12 kali menjadi yang terbaik.
BACA JUGA: 6 Gol di Final Piala Dunia 2018 Layaknya Raihan Partai Puncak 2002-2014
Dari enam konfederasi yang berada di bawah naungan FIFA, hanya dua konfederasi yang dapat mengirimkan wakilnya menjadi jawara Piala Dunia. Selain UEFA (Eropa), ada juga Conmebol (Amerika Selatan). Wakil Conmebol tercatat sembilan kali mengangkat trofi Piala Dunia.
Kembali ke Prancis. Meski Prancis sudah dua kali menjadi yang terbaik, negara yang memiliki ibu kota Paris itu bukanlah yang tersukses di antara wakil-wakil Eropa lainnya.
Jerman dan Italia tercatat empat kali menjadi kampiun Piala Dunia. Akan tetapi, jika ukurannya negara tersukses di Piala Dunia, bukan Jerman maupun Italia jawabannya. Brasil jadi negara yang paling banyak mengangkat trofi Piala Dunia, yakni sebanyak lima kali.
(Thiago Silva gagal bawa Brasil juara Piala Dunia. Foto: REUTERS)
Akan tetapi, Brasil yang sempat mendominasi di era 1950-1960-an dan 1990-2000-an, gagal menunjukkan taringnya, terhitung sejak Piala Dunia 2006. Dalam kurun 2006-2014, prestasi terbaik Brasil hanyalah menembus babak semifinal, tepatnya pada 2014. Bahkan pada 2014 itu, Brasil dikalahkan Jerman dengan skor 1-7 di semifinal.
Berikut daftar juara Piala Dunia:
1942: Absen karena adanya perang dunia II
1946: Absen karena adanya perang dunia II
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
It looks like we don't have any photos or quotes yet.
Be the first to contribute! Add a photo or add a quote.
Piala Dunia 2022: Dramatis, Argentina juara, tekuk juara bertahan Prancis melalui adu penalti - 'final terbaik' sepanjang masa
Sumber gambar, Getty Images
Argentina menjuarai Piala Dunia 2022 setelah secara dramatis menekuk juara bertahan Prancis melalui adu penalti.
Hingga babak perpanjangan waktu berakhir, kedudukan imbang 3-3.
Argentina selalu unggul terlebih dahulu, namun keunggulan ini selalu bisa dikejar oleh bintang Prancis, Kylian Mbappe, yang mencetak tiga gol.
Saat ada penalti, Argentina menyarangkan empat gol, sementara Prancis dua gol.
Timnas Argentina harus menunggu 36 tahun untuk mengangkat trofi Piala Dunia.
Terakhir kali mereka juara adalah pada 1986 di Meksiko, berkat kontribusi besar pemain jenius Diego Armando Maradona.
Ini adalah trofi ketiga bagi Argentina. Dua lainya pada 1986 dan 1978.
Kali ini, kontribusi besar diberikan oleh salah satu pemain terbaik sepanjang masa: Lionel Messi.
Pemain klub PSG ini dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam turnamen Piala Dunia 2022, yang dihelat di Qatar.
Para komentator menyebut ini adalah final Piala Dunia terbaik sepanjang masa.
Sumber gambar, Getty Images
Sebelum final, tema pembicaraan yang ramai adalah: siapa yang pada akhirnya mengangkat trofi.
Final Piala Dunia antara Argentina melawan Prancis berlangsung di Stadion Lusail, Qatar, Minggu (18/12), pada pukul 22.00 WIB.
Sumber gambar, Getty Images
Sumber gambar, Getty Images
Messi, 35 tahun, telah memenangkan rekor tujuh Ballon d'Or - penghargaan yang diberikan kepada pemain terbaik di dunia - tetapi dia belum pernah memenangkan penghargaan terbesar dalam sepak bola, Piala Dunia.
"Orang-orang mengatakan Prancis adalah favorit, tetapi kami memiliki keuntungan memiliki pemain terhebat sepanjang masa," kata penjaga gawang Argentina, Emiliano Martinez.
“Kami selalu suka mendengar lawan difavoritkan karena kami tidak merasa superior atau inferior dari siapapun.
"Tapi, seperti yang selalu saya katakan, kami memiliki pemain terhebat sepanjang masa. Dan dengan pertahanan yang bagus, kami memiliki banyak peluang untuk mencapai tujuan kami."
Manajer Prancis Didier Deschamps menjadi kapten, saat negaranya menjuarai Piala Dunia 1998 dan kemudian, sebagai pelatih, dia membawa timnya meraih juara di Rusia empat tahun lalu.
Dia berkata: "Saya tahu Argentina, banyak orang di seluruh dunia, dan mungkin beberapa orang Prancis, berharap Lionel Messi bisa memenangkan Piala Dunia, tapi kami akan melakukan segalanya untuk mencapai tujuan kami."
Sumber gambar, Getty Images
Bisakah Messi membawa Argentina memenangkan Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1986?
Di final, dua pencetak gol terbanyak turnamen ini saling berlomba untuk memenangkan Sepatu Emas.
Baik Messi dan Mbappe telah mencetak lima gol di Qatar, sementara Olivier Giroud dari Prancis dan Julian Alvarez dari Argentina tertinggal satu angka dengan empat gol.
Messi membantu Argentina mencapai final 2014 di Brasil, meskipun pemain Jerman Mario Gotze mencetak satu-satunya gol saat tim Eropa itu menang 1-0 setelah perpanjangan waktu.
Namun pemain Paris St-Germain itu kini kembali menjadi kekuatan pendorong bagi Argentina untuk melaju ke laga final di Qatar.
Dia mengonversi penalti awal di pertandingan pertama mereka sebelum negaranya kalah 2-1 dari Arab Saudi dan kemudian mencetak gol dalam kemenangan penting 2-0 atas Meksiko.
Kemenangan 2-0 atas Polandia membuat Argentina memuncaki Grup C, dengan Messi juga mencetak gol dalam kemenangan 2-1, di babak 16 besar atas Australia.
Argentina tampak memegang kendali saat melawan Belanda di perempat final. Mereka memimpin 2-0 setelah 82 menit.
Tetapi Belanda mencetak dua gol melalui Wout Weghorst, menyamakan kedudukan di menit ke-11 waktu tambahan untuk membawa hasil imbang ke perpanjangan waktu.
Drama itu berakhir dengan adu penalti di mana Martinez menyematkan dua tendangan dan Argentina maju ke semifinal.
Di putaran selanjutnya, gol dari Messi dan dua gol dari Alvarez dari Manchester City memberi mereka kemenangan 3-0 atas Kroasia di semifinal.
Argentina telah memenangkan turnamen itu dua kali, di kandang sendiri pada 1978 dan di Meksiko pada 1986. Kini, mereka mengincar kesuksesan ketiga.
"Saya sudah mulai emosional karena mereka telah memberikan segalanya dengan tulus," kata manajer Lionel Scaloni. "Mari berharap kami memenangkan gelar dan jika tidak bisa, mereka harus bangga, karena ini adalah momen untuk dinikmati."
Serangan penyakit menghambat persiapan Prancis
Sumber gambar, Getty Images
Mbappe, 23 tahun, kini tengah mengejar kesuksesan keduanya di Piala Dunia dan berperan penting dalam membawa Prancis ke final.
Dia mencetak satu gol saat Prancis mengalahkan Australia 4-1 dan dua gol saat berhadapan dengan Denmark 2-1, sehingga dipastikan lolos ke babak 16 besar walau masih menyisakan satu pertandingan.
Situasi itu memungkinkan Deschamps untuk mengistirahatkan pemain dan, meski kalah 1-0 dari Tunisia, mereka memenangkan Grup D.
Mbappe kembali mencetak dua gol dalam kemenangan 3-1 di babak 16 besar atas Polandia.
Di perempat final mereka menghadapi Inggris, skuad asuhan Gareth Southgate, dan sempat memimpin melalui Aurelien Tchouameni, tetapi Harry Kane menyamakan kedudukan melalui penalti.
Olivier Giroud membuat Prancis unggul dan menang 2-1 setelah Kane gagal melakukan tendangan penalti kedua.
Prancis mengalahkan tim kejutan di turnamen ini, Maroko, dengan angka 2-0 di semifinal. Skuad Deschamps berhasil mencapai final Piala Dunia keempat mereka dalam tujuh turnamen, setelah memenangkan kompetisi pada 1998 dan 2018, namun kalah di final pada 2006.
Namun persiapan mereka terhambat oleh serangan penyakit.
Gelandang Adrien Rabiot, bek Dayot Upamecano dan pemain sayap Kingsley Coman termasuk di antara mereka yang berjuang melawan penyakit.
"Kami memiliki beberapa kasus gejala mirip flu," kata Deschamps. “Kami berusaha untuk berhati-hati agar tidak menyebar dan para pemain telah berusaha keras di lapangan dan jelas sistem kekebalan mereka menderita.
"Kami mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan, berusaha memastikan itu tidak menyebar tetapi kami harus mengambil tindakan pencegahan terhadapnya."
Fakta-fakta pertandingan:
Hasil Pencarian Merpati Balap Juara Nasional 2019
Maaf, barangnya tidak ketemu
Coba cek lagi kata pencarianmu.
Kapten Kelab Badminton Aspen Heights, Sophia datan…More
Play and learn safely with your kids at home.
Piala Dunia Antarklub FIFA 2019 (secara resmi dikenal sebagai Piala Dunia Antarklub FIFA Qatar 2019 dipersembahkan oleh Alibaba Cloud untuk alasan sponsorship)[1] adalah edisi ke-16 dari Piala Dunia Antarklub FIFA, sebuah turnamen antarklub sepak bola internasional yang diselenggarakan FIFA untuk mempertemukan para klub juara dari setiap konfederasi benua anggota FIFA beserta klub juara liga nasional dari negara tuan rumah. Turnamen edisi kali ini diselenggarakan di Qatar pada tanggal 11 hingga 21 Desember 2019 yang bertempat di dua stadion di Doha.[2]
Liverpool memenangkan pertandingan final dengan skor 1–0 melalui perpanjangan waktu atas Flamengo untuk meraih gelar Piala Dunia Antarklub yang pertama.[3]
Bersamaan dengan pencalonan Piala Dunia Antarklub selanjutnya, FIFA menunda pengumuman tuan rumah terpilih. Tuan rumah akan diumumkan oleh FIFA pada 15 Maret 2019, tetapi kemudian ditunda kembali.[4] Pada 28 Mei 2019,[5] FIFA mengumumkan tuan rumah turnamen edisi 2019 dan 2020 dipilih saat pertemuan Dewan FIFA di Paris, Prancis pada 3 Juni 2019.[6]
Qatar terpilih sebagai tuan rumah turnamen edisi 2019 dan 2020 pada 3 Juni 2019, yang digunakan sebagai acara uji coba menjelang Piala Dunia FIFA 2022 yang mereka tuan rumahi. Piala Dunia Antarklub tetap menggunakan format asli sebelum pembenahan pada 2021.[7]
Berikut tim yang lolos ke turnamen ini.
FIFA mengumumkan tiga stadion untuk turnamen ini bersamaan dengan jadwal pertandingan pada 30 September 2019. Seluruh tiga stadion terletak di Doha, dengan Stadion Jassim bin Hamad dan Stadion Internasional Khalifa pernah menjadi tuan rumah Piala Asia AFC 2011, termasuk pertandingan final. Stadion Kota Pendidikan yang baru dibangun, yang menjadi tempat pertandingan final, juga merupakan tempat penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2022 bersama Stadion Internasional Khalifa.[13] Pada 7 Desember 2019, FIFA memindahkan seluruh tiga pertandingan (semifinal kedua pada 18 Desember, perebutan tempat ketiga, dan pertandingan final pada 21 Desember) yang diselenggarakan di Stadion Kota Pendidikan ke Stadion Internasional Khalifa karena pembukaan Stadion Kota Pendidikan ditunda hingga awal 2020.[14]
Sebanyak lima wasit, sepuluh asisten wasit, dan enam asisten wasit video ditunjuk untuk bertugas selama turnamen ini.[15][16]
Satu wasit pembantu juga ditunjuk untuk turnamen ini.
Setiap tim wajib mendaftarkan 23 orang pemain, di mana tiga diantaranya berposisi sebagai penjaga gawang. Penggantian akibat cedera diizinkan hingga 24 jam sebelum pertandingan pertama tim tersebut.[17]
Pengundian dilakukan pada 16 September 2019 pukul 14:00 CEST (UTC+2) di markas FIFA di Zürich, untuk menentukan pemasangan tim-tim yang bermain pada babak kedua (antara pemenang babak pertama dan tim dari AFC, CAF, dan CONCACAF), dan lawan yang dihadapi pemenang babak pada babak semifinal (melawan tim dari CONMEBOL dan UEFA).[18] Saat pengundian berlangsung, identitas tim yang mewakili AFC dan CONMEBOL belum diketahui.[19][20]
Jika pertandingan berakhir imbang setelah waktu normal, maka:[17]
Seluruh waktu pertandingan adalah waktu lokal, AST (UTC+3).[21]
Berdasarkan konvensi statistika dalam sepak bola, pertandingan yang ditentukan melalui perpanjangan waktu dihitung sebagai kemenangan dan kekalahan, sementara yang ditentukan melalui adu penalti dihitung sebagai seri.
Sumber: FIFA(H) Tuan rumah.
Penghargaan berikut diberikan pada akhir turnamen. Mohamed Salah dari Liverpool memenangkan penghargaan Bola Emas yang disponsori oleh Adidas dan juga meraih Penghargaan Pemain Terbaik Alibaba Cloud.[30]
Pada 2017, tiga negara anggota Dewan Kerjasama Teluk dan Mesir memutus hubungan diplomatik dengan Qatar dan melarang perjalanan warganya ke negara tersebut. Pada bulan Oktober, FIFA menjual 200 tiket Piala Dunia Antarklub kepada penggemar dari Arab Saudi dan Bahrain, serta 500 tiket untuk mereka yang berasal dari Uni Emirat Arab dan Mesir. Pada bulan November 2019, Human Rights Watch (HRW) mengkritik FIFA karena mengabaikan keselamatan penonton dengan menjual tiket Piala Dunia Antarklub kepada penonton di negara yang dilarang oleh pemerintah mereka. HRW menyatakan bahwa FIFA harus mewaspadai risiko yang dihadapi pendukung sepak bola di Qatar dan menjamin bahwa mereka tidak mengalami gangguan atau persekusi.[31]
Pada 5 November 2019, Direktur Eksekutif Liverpool, Peter Moore, menjamin bahwa otoritas Qatar telah mengizinkan penonton penggemar sepak bola LGBT untuk menghadiri pertandingan Piala Dunia Antarklub FIFA pada Desember 2019.[32]